Kamis, 09 Mei 2019

Keindahan di Rumah Terakhir Badak Jawa

True Mag

Membentengi ujung tenggara Pulau Jawa di Selat Sunda, Taman Nasional ini meliputi semenanjung Ujung Kulon dan pulau-pulau lepas pantai: Panaitan, Handeuleum dan Peucang, termasuk pula Cagar Alam Krakatau.

Kawasan konservasi melingkupi area 1.206 kilometer persegi, dengan 443 km persegi  berada di perairan. Beberapa jenis tumbuhan dan satwa yang terancam punah dapat ditemukan di sana. Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah satwa yang paling serius menghadapi kepunahan. Ujung Kulon, tak ayal lagi, bernilai penting sebagai tempat bertahannya sekitar 50 ekor  badak jawa. Kini sedang dibangun sebuah area untuk meneliti ekologi satwa bercula satu ini.
Beraneka satwa liar menghiasi daratan Semenanjung Ujung Kulon, seperti rusa (Cervus timorensis), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis), banteng (Bos javanicus), ajag (Cuon alpinus); ataupun primata yang mendiami tajuk-tajuk pohon: surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), dan owa jawa (Hylobates moloch).
Pada tahun 1992, UNESCO menobatkan area ini sebagai warisan kekayaan alam dunia yang melindungi sisa-sisa hujan dataran rendah terbesar di Pulau Jawa. Pada tahun 2005, Taman Nasional Ujung Kulon juga dinobatkan sebagai taman warisan ASEAN.
Keindahan di Ujung Kulon
Di Pulau Peucang menghampar pantai sepanjang 600 meter—disebut pantai emas, berpasir putih halus dan air laut biru bening yang tenang. Dunia bawah laut Ujung Kulon penuh ikan beraneka warna dengan terumbu nan elok, kira-kira 1 km arah selatan Pulau Peucang. Hamparan pasir putihnya didiami kerumunan rusa yang berkeliaran dengan bebas; kera-kera selalu menemani pengunjung, sejak di dermaga hingga ke penginapan.
Dari Pulau Peucang, dengan perahu plus sedikit jalan kaki, bisa mengunjungi padang penggembalaan Cidaon. Padang ini menampilkan kehidupan liar Ujung Kulon: banteng yang merumput, warna indah merak hijau, hingga ayam hutan.
Disarankan tidak terlalu mendekati kerumunan banteng, yang hanya akan mengganggu kenikmatan satwa ini menikmati rumput. Kita dapat menikmati satwa ini dari menara pengintai, dengan memakai teropong.
Usai puas di Cidaon, pengunjung bisa melanjutkan ke Cibunar, sembari merasakan keindahan hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah yang masih alami. Di sepanjang perjalanan, pengunjung dapat menemui jenis-jenis burung dan tanaman pakan badak jawa. Penjelajahan ke Cibunar merupakan perjalanan dari pantai utara menembus pantai selatan dengan vegetasi alami yang khas.
Aksesibilitas menuju ke Taman Nasional Ujung Kulon dari Jakarta, berkendara menuju ke Serang, Provinsi Banten, melalui jalan tol, dan diteruskan menuju Labuan, selama 1,5 jam. Dari Labuan, berlanjut selama 3,5 jam menuju Taman Jaya, titik awal memasuki Taman Nasional. Saat yang tepat berkunjung antara April  sampai September.


EmoticonEmoticon